Dalam rangka memperingati HUT RI ke-76, ada kejutan buat SMA Islam Terpadu Al Madinah. Karena 2 siswa kita terpilih melalui seleksi ketat untuk ikut menjadi pasukan pengibar bendera di tingkat Kecamatan Cibinong maupun di tingkat Kabupaten Bogor. Ya… Nawra Fathah dan Sasita Maulida Rahma, 2 gadis cantik inilah yang rela mengikuti kegiatan, yang bisa “melelahkan” dan “menghitamkan” hahaha … Bagaimana enggak? Mereka harus berlatih berbaris panas-panasan berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.
Kata Nawra
Awalnya saya disuruh Bu Dian untuk ikut seleksi di sekolah, alhamdulillah lolos terus ikut seleksi di kecamatan. Sebenernya saya ga berharap sama sekali untuk bisa ikut seleksi di tingkat kabupaten tapi yaa rezeki saya dipilih jadi perwakilan kecamatan Cibinong untuk ikut seleksi di kab dan alhamdulillahnya lagi lolos (ada rasa takut padahal untuk ikut kegiatan yang katanya “menyeramkan”, karena dilatih oleh TNI POLRI. Setelah dijalanin ternyata seru banget dan kalau disuruh lagi mau saya hehe).
Saya dikarantina 10 hari di hotel Grand Pesona Cimande. Kegiatannya itu kita harus kumpul jam 3 pagi buat sholat tahajud, tadarus dilanjut sholat subuh, seteleh sholat subuh makan pagi, terus kita persiapan untuk berangkat ke lapangan Tegar Beriman, sampai di sana saya dan teman-teman berjumlah 33 orang latihan sampai abis ashar, udah selesai kita kembali ke hotel dan selanjutnya ada materi juga sampai jam 11 malem.
Jika diceritain semuanya gak ada habisnya, intinya seneng banget, jadi punya banyak temen dari berbagai kecamatan di kabupaten Bogor. Mereka bukan sekedar teman tapi sudah seperti saudara. Karena di sana tuh harus bener-bener terjalin kekompakan, kebersamaan, kekeluargaannya. Banyak pengalaman juga yang didapat dari para abdi negara itu (yang melatih Nawra). Pokoknya sesenang itu bisa jadi bagian Paskibraka Kabupaten Bogor.
Kata Sasita
Langkah awalnya bisa ikut PASKIBRAKA di kecamatan, saya di tawari oleh sekolah untuk mengikuti seleksi, di tingkat sekolah saya melewati beberapa tes seperti tes fisik (tinggi dan berat badan serta peraturan baris berbaris). Allhamdulillah lolos dan lanjut ke tingkat kecamatan. Di tingkat kecamatan dengan tes yang hampir sama, allhamdulillah saya lolos.
Di kecamatan tidak ada karantina, adanya hanya latihan bersama kurang lebih 3 bulan yg di laksanakan tiap sabtu dan minggu, kecuali h-3 kita latihan setiap hari. Kegiatan yg saya laksanakan tidak hanya sebatas latihan Paskibra melainkan ada acara buka bersama, olahraga futsal untuk laki-laki dan latihan bersama kecamatan lain.
Bangga, bisa mengibarkan sang merah putih, dan saat pengibaran itu mungkin jadi salah satu moment yg sangat mengharukan dan di tunggu oleh setiap paskibra, karena dengan terbentangnya sang merah putih semua lelah latihan itu terbayar.
Senangnya… selain baris berbaris, saya pastinya dapat belajar memanajemen waktu, juga dapat teman baru dengan sifat yang berbeda-beda. Susahnya… mungkin terasa di awal-awal pertemuan, ketika kita belum mengenal satu sama lain. Saat di barisan ketika ada salah satu anak yang sering salah, jadi kita harus ulang dari awal, karena yang namanya paskibra itu kita tidak bisa istilahnya “bagus/bisa sendiri”.
Nah… seru banget kan? Dari rasa takut keluar rasa bangga buat pribadi, sekolah dan negara. Pesan dari Nawra dan Sasita, bagi yang mau ikut paskib kecamatan, kabupaten, provinsi, nasional siapin fisik sama mentalnya dari sekarang, SEMANGAT!!!