Bulan Agustus menjadi bulan istimewa bagi seluruh Rakyat Indonesia. Momentum penting perjuangan para pahlawan yang rela mengorbankan jiwa dan raga untuk merebut kemerdekaan Republik Indonesia. 76 tahun silam, Indonesia lepas dari belenggu penjajah dan mendeklarasikan kemerdekaanya.
Tahun ini, pandemi masih menyelimuti negeri. Pembatasan di berbagai daerah dilaksanakan untuk mengurangi penyebaran Covid-19. Dampak nyata di berbagai sektor masyarakat. Namun, kondisi tersebut tak lantas menurunkan semangat menyambut HUT RI Ke-76. Semarak kemerdekaan bahkan terasa kuat di setiap penjuru nusantara, salah satunya di SIT Al-Madinah.
SIT Al-Madinah bersiap melaksanakan upacara virtual. Para petugas mempersiapkan diri selama 2 hari untuk memberikan yang terbaik saat upacara kemerdekaan tiba. Ada hal menarik dibalik persiapan tersebut. Cerita itu datang dari Nabila Azzahra, salah satu tim paskibra SMA IT Al-Madinah yang bertugas. Saat dihubungi oleh panitia Nabila bergegas pergi ke stasiun Kereta Api dekat rumahnya. “Pak, Saya mau Tanya. Saya bertugas mengibarkan bendera di sekolah Saya daerah Cibinong. Apakah saya diizinkan untuk naik kereta?” ujar Nabila. “Boleh, De. Tapi harus ada surat pengantar dari RT dan RW.” Sahut petugas KRL. Nabila langsung mengurus surat pengantar dan berkemas menuju Cibibong.
Dengan penuh semangat Nabila menuju Cibinong. Nabila memutuskan tinggal di rumah sahabatnya yang juga salah satu petugas upacara virtual. Kabar menarik lainnya datang dari tim paduan suara yang beranggotakan, Cyntia, Annisa Muda, Ridwan dan Hermawan dari SMA. Saat di tes vokal oleh Bu Sutji dan Bu Ade, bakat vokal dimiliki oleh ke empat siswa ini. “Anak-anak ini keren, saat bernyanyi feelnya dapet dan okay. Walaupun hanya berempat tapi cukup ko untuk padus, suaranya okay semua, bagus.” Ujar Bu Sutjihana Andinisari S,H.
Para petugas upacara virtual, peserta yang ada di sekolah (Kepala Sekolah, Jajaran direktur, TPM) dan para wali kelas memakai baju adat dari berbagai daerah. Keunikan ini menjadi pusat perhatian juga simbol kebinekaan. Ada yang memakai kebaya khas Sunda, Baju adat Aceh, Padang dan lain-lain.
Upacara disiarkan melalui live streaming youtube dan aplikasi lainnya seperti zoom meeting, teams dan google meet sehingga para siswa yang ada di rumah tetap dapat mengikuti rangkaian upacara virtual dengan khidmat dan tertib. Dipandu para wali kelas dari berbagai unit yang dari pagi bersiap dengan laptop masing-masing. Pandemi memang belum usai, namun kami tak akan terhenti karena kondisi. Semoga negeri ini segera pulih. Jayalah Bangsaku! MERDEKA!