Bukan Dessy Ratnasari, tapi Desita Putri Kinanthi, nama gadis manis kelahiran Bogor, 4 Desember 2004, yang menjadi motor penggerak teman-temannya. Sang ketua OSIS yang disegani oleh teman-temannya ini, selalu menggunakan skala prioritas dalam belajar dan berorganisasi. Hal-hal yang mendesak dikerjakan terlebih dahulu, mulai dari yang terpenting dulu. Jika hal-hal mendesak sudah selesai, lanjut mengerjakan hal lainnya. Meski bercita-cita sebagai data scientist, Desi senang mengadakan kegiatan-kegiatan positif yang mampu membentuk karakter, kekreatifan, dan solidaritas. Sosok Desi bukan hanya tampil di tengah-tengah temannya saja, tetapi sosok Desi juga selalu tampil di benak bapak ibu guru yang mengajarnya. Bagimana tidak? Hampir semua mata pelajaran, nilai Desi selalu terdepan. Kok bisa nilai dan organisasi berjalan bersama dan sukses? “Kuncinya fokus saat di kelas, cukup sekali mendengar penjelasan dari guru biasanya saya sudah bisa paham. Jadi kegiatan lainnya tinggal pekerjaan di OSIS seperti diskusi, rapat, mencari ide dan sebagainya, juga mengerjakan PR ketika di rumah”, nah ternyata begitulah strateginya.
Selain OSIS, MPK juga cukup berperan dalam berbagai kegiatan siswa di SMA. Arve sebagai ketua MPK adalah partner dari Desi. Meski secara hirarki MPK adalah pengontrol kerja OSIS, tapi dalam pembagian tugas di lapangan, OSIS dan MPK saling bahu membahu.
Adalah Arve Khalvani Pingas, seorang pemuda yang lahir di Jakarta, 28 November 2004, sesosok pria penyabar, yang bersamanya MPK memiliki visi sebagai pengawas kegiatan OSIS yang berintegritas dan bertata krama. Strategi Arve dalam menyelarasakan MPK dengan OSIS adalah dengan adanya event-event di sekolah. “Kalo sudah di lapangan, kita melebur antara OSIS dan MPK, Itu bakal buat kita lebih mengenal lagi satu sama lain baik anggota OSIS maupun MPK”, Arve memberikan penjelasan.
Belajar berorganisasi merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran. Disadari oleh Desi dan Arve, dengan mengikuti organisasi mereka belajar bekerjasama, belajar menerima pendapat orang lain, berani menyampaikan gagasan-gagasan menarik dan juga menyampaikan pendapat yang solutif terhadap permasalahan yang dihadapi. Dan dengan berorganisasi mereka belajar untuk mengatur waktu, antara belajar pelajaran di sekolah dan berorganisasi. Terbukti, nilai-nilai mereka termasuk jajaran terdepan dan sangat bersaing dengan siswa lain.
Sekarang Desi dan Arve sudah kelas XII, sebentar lagi akan berkonsentrasi untuk menyelesaikan SMA dan bersiap untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, oleh karena itu penerus mereka akan segera berakhir. Sudah puaskah mereka dalam pencapaian target berorganisasi dalam periode kepemimpinannya? “kurang lebih 75% dan dengan presentase tersebut saya cukup puas melihat kinerja teman-teman OSIS, beberapa program yang tidak bisa terjalankan karena sempat terhalang pandemi”, demikian Desi menyampaikan. Selanjutnya Arve berpesan, buat adik-adik generasi berikutnya jangan takut buat ikutan organisasi apapun baik OSIS atau MPK karena benefitnya banyak banget, terutama yang tadinya kita malu buat berbicara di depan umum dengan berorganisasi kita diajarkan buat berani berbicara di depan umum. Desi bilang, lakukan semua yang terbaik dengan penuh semangat dan berdedikasi.