Suatu sore di jalan keluar perumahan Bojong Depok Baru, sebuah gerai gerobak komplit dengan berbagai perlengkapannya. Lho… yang ngipas-ngipas areng sepertinya wajahnya femiliar. “Pak guru Rafio”, sapa saya. “Eh ibu, apa kabar?” jawab Rafio, alumni SMA IT Al-Madinah keluar SMA tahun 2013. Lalu mengalirlah perbincangan sambil menunggu pesanan saya (roti dan pisang bakar).
Setelah menamatkan kuliahnya di Fakultas Keguruan Universitas Pakuan, Rafio mejadi guru sejak 2017 dan mengampu mata pelajaran bahasa dan sastra indonesia di SMK Telekomedika (Berbasis Kesehatan) dan juga pernah mengajar bimbel di Primagama. Gak nyangka, ternyata keinginan Rafio menjadi guru pada awalnya termotivasi oleh guru sendiri di SMA IT Al-Madinah. Dari cara mengajar, mulai dari keterampilan berbicara, menjelaskan materi, berbaur dengan siswa sangat bagus. “Nah, dari cara beliaulah tumbuh rasa ingin menjadi guru dan menetapkan sebagai cita-cita. Alhamdulilah cita-cita itu dilakoni sampai saat ini”, jelas Rafio sambil mengoleh isi roti.
Tapi sekarang buka gerai seperti ini, bagaimana ceritanya? Ternyata sejatinya Rafio terlahir dari latar belakang wirausaha, sejak SMA dipupuk untuk jualan bantu bantu orang tua jualan martabak. Disitulah jiwa dagang terbentuk untuk usaha di bidang kuliner. Kedai sebenarnya sudah dimulai dari tahun 2019 sempat maju namun sempet gagal karena terkena gusuran di daerah Karadenan. Nah, kenapa sekarang buka kedai lagi, karena cita-citanya pengen punya caffe dengan konsep angkringan. Cita cita selanjutnya yang masih direncanakan adalah buka martabak sendiri, yang nanti akan dinamai martabak Indonesia, manis bangka dan roti bakar Bandung, nanti pengembangan Caffe-nya ingin sampai ke sana.
Hmmm… yang tadi itu, cita-cita Rafio di bidang usaha, tetapi jangan salah “Pak Rafio” tetep kok, fokus menjadi guru untuk mengabdi kepada negara dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Keren ya … usaha bapak satu anak ini, dalam berbisnis sekaligus mengabdi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.